Awas, cinta
buta!!
Cinta
ini setua umur manusia. Itu artinya, bahwa cinta udah hadir sejak Nabi Adam AS
diciptakan oleh Allah Swt. Cinta terus ada sampe sekarang, bahkan sangat boleh
jadi hingga akhir dunia ini. Cinta tuh boleh dibilang everlasting alias ada terus
selama kehidupan masih berlangsung di dunia ini. Selalu enak dibicarakan dan
asyik ditulis. So,
jangan heran kalo ribuan lagu yang digubah dan bertema tentang cinta tetap enak
aja didengerinnya. Iya kan?
Coba
deh, dari jenis lagu dangdut, keroncong, pop, campursari, lagu-lagu daerah,
sampe jenis musik rock selalu enak didendangkan jika temanya cinta. Di
televisi, malah ada seseorang yang curhat bahwa lagu-lagunya Radja tuh romantis banget.
Dengan kata lain, lagu-lagu yang dinyanyikan Yan Kasela tuh asyik banget. Kayak
lagu Yakin yang
sebagian liriknya seperti ini: “Yakinkan
cintamu kepadaku/ Agar aku bisa memiliki/ Setulus hatiku mencintai dirimu/ Ooh
lupakanlah semua mimpi-mimpi/ Walaupun bayangnya menghantui/ Yang kadang ingin
selalu memilih cinta/ Aku hanya ingin cinta itu pasti/ Jangan ada lagi
keraguan/ Ooh… Aku hanya ingin cinta yang abadi/ Seperti air… Oh..oh…”
Duh,
hati siapa sih yang tak terenyuh dengerin lirik lagu kayak gini, apalagi dengan
iringan musik asyik khas Radja?
Oke,
mungkin lagu ini milik remaja jaman kiwari, saya juga punya kenangan lho waktu
jaman SMA dulu (akhir tahun 80-an) dengan sebuah lagu cinta. Lagu itu
dinyanyikan oleh Malida, yakni Semua
Jadi Satu. Kini setelah lebih dari 17 tahun, lagu ciptaan Deddy
Dhukun dan Dian Pramana Putra itu dipopulerkan kembali oleh 3 Diva:
Krisdayanti, Ruth Sahanaya dan Titi DJ. Pasti sekarang kamu jadi kenal juga
dengan lirik lagi itu. Ini nih penggalan liriknya: “Cinta adalah kenangan/ rasanya tak mudah dilupakan/ cinta
adalah kenangan/ indahnya tak mudah dibayangkan/ tangisan dan tawa serta riang
canda/ berjuta benci juga rindu/ semua tumbuh jadi satu/ khayalan, yang nyata,
angan-angan/ berjuta mimpi dan harapan jadi satu.”
Cinta
emang selalu menyita perhatian kita. Ada di antara kita yang kemudian bahagia
dengan cinta, tapi nggak sedikit yang merana karena cinta. Itu sebabnya, wajar
juga kalo novelis Mira W pernah menyampaikan dalam sebuah novelnya: “Kita boleh
hidup dengan cinta, tapi jangan mati karena cinta”. Hmm.. boljug neh pernyataannya.
Soalnya banyak juga manusia yang terbius cinta (khususnya cinta kepada lawan
jenis, harta, dan juga jabatan) hingga lupa segalanya. Sebab, yang ada dalam
benaknya hanyalah cinta, cinta, dan cinta.
Imam
Ibnu Qayyim al-Jauziyah menuliskan dalam bukunya (al-Jawabul Kafi Liman Saala’ Anid Dawaaisy-syafi (edisi
terj.) hlm, 266), bahwa pencinta itu ada tiga golongan, yaitu
sebagai berikut:
Pertama,
pencinta semua keindahan yang dianggapnya sebagai keindahan absolut (mutlak).
Kedua, pencinta keindahan yang dianggapnya sebagai keindahan relatif yang tidak
absolut, baik ia berambisi mengejarnya maupun tidak. Ketiga, pencinta yang
berambisi mengejar yang dicintainya.
Nah,
menurut Ibnu Qayyim, tingkat kecintaan dari setiap jenis ini berbeda dan
bertingkat dari segi kekuatan dan kelemahan-nya. Pencinta keindahan yang
dianggapnya mutlak hati dan matanya gelap. Artinya setiap yang dilihatnya
indah, dicintainya dan dikejar. Kecintaan yang dimilikinya lebih jauh dan luas,
akan tetapi ia tidak punya pendirian dan mudah berubah-ubah. Seperti kata
penyair: Ia tergila-gila dengan
orang ini kemudian mencintai yang lainnya. Dan ia hanya terhibur dengan
cintanya saat itu hingga subuh.
“Pencinta
jenis kedua lebih teguh pendiriannya, lebih setia, lebih langgeng, dan lebih
kuat daripada pencinta jenis pertama. Akan tetapi, kelemahannya adalah apabila
kedua jenis tersebut tidak ada ambisi positif kepada yang dicintai. Sebab,
pencinta yang memiliki ambisi kepada yang dicintai lebih cerdas dan lebih
mengetahui karena ambisilah yang menguatkannya,” begitu tulis Ibnu Qayyim
memberi penjelasan tambahan.
Cinta
buta
Cinta
buta adalah cinta yang tak mengikuti aturan Islam. Ia bebas berbuat apa saja.
Termasuk saat orang yang model begitu tuh jatuh cinta, maka ia akan buta dan
gelap mata. Berbuat sesukanya dan mencampakkan norma agama.
Ada
beberapa kerusakan akibat cinta buta ini. Ibnu Qayyim (ibidem, hlm, 242-244) menulis
sebagai berikut:
Pertama,
lupa mengingat Allah. Lebih sibuk mengingat makhlukNya, yakni orang yang
dicintainya, misalnya. Jika dia lebih kuat mengingat Allah, insya Allah
mengingat makhlukNya jadi terkendali. Tapi jika lebih kuat mengingat
makhlukNya, maka mengingat Allah akan dikalahkan.
Kedua,
menyiksa hati. Cinta buta, meski adakalanya dinikmati oleh pelakunya, namun
sebenarnya ia merasakan ketersiksaan hati yang paling berat. Capek deh!
Ketiga,
hatinya tertawan dan terhina. Ya, hatinya akan tertawan dengan orang yang
dicintainya. Namun, karena ia mabuk cinta, maka ia tidak merasakan musibah yang
menimpa. So, ati-ati
deh kalo jatuh cinta. Jangan sampe hati kita tertawan dengannya, hingga lupa
segalanya.
Keempat,
melupakan agama. Tak ada orang yang paling menyia-nyiakan agama dan dunia
melebihi orang yang sedang dirundung cinta buta. Ia menyia-nyiakan maslahat
agamanya karena hatinya lalai untuk beribadah kepada Allah. Kalo ada teman kita
ketika jatuh cinta tuh sampe nggak sholat, nggak sekolah, dan nggak belajar,
karena cuma mikirin dia, maka itu udah dibilang cinta buta. Jadi, kita kudu
ingatkan dia supaya jangan keterusan begitu.
Kelima,
mengundang bahaya. Bahaya-bahaya dunia dan akhirat lebih cepat menimpa kepada
orang yang dirundung cinta buta melebihi kecepatan api membakar kayu kering.
Ketika hati berdekatan dengan orang yang dicintainya secara buta itu, ia akan
menjauh dari Allah. Jika hati jauh dari Allah, semua jenis marabahaya akan
mengancamnya dari segala sisi karena setan menguasainya. Jika setan telah
menguasainya, maka mana ada musuh yang senang lawannya senang? Semua musuh
ingin musuhnya dalam bahaya. Duh, jangan sampe kejadian. Cukup fakta-fakta soal
perzinahan dan penularan penyakit seksual itu menjadi perhatian bagi kita untuk
nggak melakukan hal yang sama. Setuju kan?
Keenam,
setan akan menguasai. Jika kekuatan setan menguasai seseorang, ia akan merusak
akalnya dan memberikan rasa waswas. Bahkan, mungkin tak ada bedanya dengan
orgil alias orang gila. Mereka nggak menggunakan akalnya secara layak. Padahal
yang paling berharga bagi manusia adalah akalnya yang membedakan ia dengan
binatang. So, nggak
heran dong kalo banyak yang kejerumus berbuat maksiat karena mikirnya instan
banget. Cuma kepikiran enak aja menurut hawa nafsunya. Nggak mikir jauh ke
depan: soal dosa dan akibat dosa tersebut.
Ketujuh,
mengurangi kepekaan. Cinta buta akan merusak indera atau mengurangi
kepekaannya, baik indera suriya
(konkret) maupun indera maknawi (abstrak). Kerusakan indera maknawi mengikuti
rusaknya hati, sebab jika hati telah rusak, maka organ pengindera lain, seperti
mata, lisan, telinga, juga turut rusak. Artinya, ia akan melihat yang buruk
pada diri orang yang dicintainya secara buta itu sebagai sebuah kebaikan dan
juga sebaliknya. Disebutkan oleh Imam Ahmad, “Cintamu kepada sesuatu
membutakanmu dan membuatmu tuli.” Ibnu Abbas pernah mendengar berita ada
seorang laki-laki yang sangat kurus sehingga yang tersisa hanya kulit dan
tulang. Ibnu Abbas berkata, “Kenapa ia?” “Ia terkena jatuh cinta, isyq (cinta buta)”, jawab
seseorang. Kemudian Ibnu Abbas berdoa dan berlindung kepada Allah sepanjang
hari dari penyakit isyq.
Sobat
muda muslim, inilah beberapa mafsadat
alias kerusakan akibat cinta buta. Cinta buta adalah seseorang yang mencintai
secara berlebihan, sehingga orang yang dicintainya sudah pada level menguasai
dan mengendalikannya. Seperti kata pepatah, cinta buta itu awalnya ringan dan
manis, pertenga-hannya sedih, kesibukan, dan sakitnya hati, dan ujung-ujungnya
adalah kebinasaan dan kematian, jika nggak diselamatkan oleh Allah Swt. Jadi,
ati-ati deh.
Oya, sekadar penjelasan tambahan nih. Kalo isyq adalah cinta yang
berlebihan (cinta buta), maka syauq
adalah kedamaian hati kepada yang dicintai atau orang yang dicintai tertulis di
dalam hati dalam bentuk kerinduan. Tingkatan ini digunakan kepada Allah,
disebutkan dalam Musnad Ahmad, bahwa Ammar bin Yasir melakukan shalat yang singkat
dan ia ditanya tentang hal itu. Lalu ia menjawab, “Saya berdoa seperti yang
dilakukan Rasulullah saw., yaitu, “Ya
Allah aku meminta kepadaMu dengan ilmuMu tentang yang gaib dan dengan
kekuasaanMu kepada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar