Rabu, 03 Desember 2014

Awas, cinta buta!!



Cinta ini setua umur manusia. Itu artinya, bahwa cinta udah hadir sejak Nabi Adam AS diciptakan oleh Allah Swt. Cinta terus ada sampe sekarang, bahkan sangat boleh jadi hingga akhir dunia ini. Cinta tuh boleh dibilang everlasting alias ada terus selama kehidupan masih berlangsung di dunia ini. Selalu enak dibicarakan dan asyik ditulis. So, jangan heran kalo ribuan lagu yang digubah dan bertema tentang cinta tetap enak aja didengerinnya. Iya kan?
Coba deh, dari jenis lagu dangdut, keroncong, pop, campursari, lagu-lagu daerah, sampe jenis musik rock selalu enak didendangkan jika temanya cinta. Di televisi, malah ada seseorang yang curhat bahwa lagu-lagunya Radja tuh romantis banget. Dengan kata lain, lagu-lagu yang dinyanyikan Yan Kasela tuh asyik banget. Kayak lagu Yakin yang sebagian liriknya seperti ini: “Yakinkan cintamu kepadaku/ Agar aku bisa memiliki/ Setulus hatiku mencintai dirimu/ Ooh lupakanlah semua mimpi-mimpi/ Walaupun bayangnya menghantui/ Yang kadang ingin selalu memilih cinta/ Aku hanya ingin cinta itu pasti/ Jangan ada lagi keraguan/ Ooh… Aku hanya ingin cinta yang abadi/ Seperti air… Oh..oh…”
Duh, hati siapa sih yang tak terenyuh dengerin lirik lagu kayak gini, apalagi dengan iringan musik asyik khas Radja?
Oke, mungkin lagu ini milik remaja jaman kiwari, saya juga punya kenangan lho waktu jaman SMA dulu (akhir tahun 80-an) dengan sebuah lagu cinta. Lagu itu dinyanyikan oleh Malida, yakni Semua Jadi Satu. Kini setelah lebih dari 17 tahun, lagu ciptaan Deddy Dhukun dan Dian Pramana Putra itu dipopulerkan kembali oleh 3 Diva: Krisdayanti, Ruth Sahanaya dan Titi DJ. Pasti sekarang kamu jadi kenal juga dengan lirik lagi itu. Ini nih penggalan liriknya: “Cinta adalah kenangan/ rasanya tak mudah dilupakan/ cinta adalah kenangan/ indahnya tak mudah dibayangkan/ tangisan dan tawa serta riang canda/ berjuta benci juga rindu/ semua tumbuh jadi satu/ khayalan, yang nyata, angan-angan/ berjuta mimpi dan harapan jadi satu.”
Cinta emang selalu menyita perhatian kita. Ada di antara kita yang kemudian bahagia dengan cinta, tapi nggak sedikit yang merana karena cinta. Itu sebabnya, wajar juga kalo novelis Mira W pernah menyampaikan dalam sebuah novelnya: “Kita boleh hidup dengan cinta, tapi jangan mati karena cinta”. Hmm.. boljug neh pernyataannya. Soalnya banyak juga manusia yang terbius cinta (khususnya cinta kepada lawan jenis, harta, dan juga jabatan) hingga lupa segalanya. Sebab, yang ada dalam benaknya hanyalah cinta, cinta, dan cinta.
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah menuliskan dalam bukunya (al-Jawabul Kafi Liman Saala’ Anid Dawaaisy-syafi (edisi terj.) hlm, 266), bahwa pencinta itu ada tiga golongan, yaitu sebagai berikut:
Pertama, pencinta semua keindahan yang dianggapnya sebagai keindahan absolut (mutlak). Kedua, pencinta keindahan yang dianggapnya sebagai keindahan relatif yang tidak absolut, baik ia berambisi mengejarnya maupun tidak. Ketiga, pencinta yang berambisi mengejar yang dicintainya.
Nah, menurut Ibnu Qayyim, tingkat kecintaan dari setiap jenis ini berbeda dan bertingkat dari segi kekuatan dan kelemahan-nya. Pencinta keindahan yang dianggapnya mutlak hati dan matanya gelap. Artinya setiap yang dilihatnya indah, dicintainya dan dikejar. Kecintaan yang dimilikinya lebih jauh dan luas, akan tetapi ia tidak punya pendirian dan mudah berubah-ubah. Seperti kata penyair: Ia tergila-gila dengan orang ini kemudian mencintai yang lainnya. Dan ia hanya terhibur dengan cintanya saat itu hingga subuh.
“Pencinta jenis kedua lebih teguh pendiriannya, lebih setia, lebih langgeng, dan lebih kuat daripada pencinta jenis pertama. Akan tetapi, kelemahannya adalah apabila kedua jenis tersebut tidak ada ambisi positif kepada yang dicintai. Sebab, pencinta yang memiliki ambisi kepada yang dicintai lebih cerdas dan lebih mengetahui karena ambisilah yang menguatkannya,” begitu tulis Ibnu Qayyim memberi penjelasan tambahan.
Cinta buta
Cinta buta adalah cinta yang tak mengikuti aturan Islam. Ia bebas berbuat apa saja. Termasuk saat orang yang model begitu tuh jatuh cinta, maka ia akan buta dan gelap mata. Berbuat sesukanya dan mencampakkan norma agama.
Ada beberapa kerusakan akibat cinta buta ini. Ibnu Qayyim (ibidem, hlm, 242-244) menulis sebagai berikut:
Pertama, lupa mengingat Allah. Lebih sibuk mengingat makhlukNya, yakni orang yang dicintainya, misalnya. Jika dia lebih kuat mengingat Allah, insya Allah mengingat makhlukNya jadi terkendali. Tapi jika lebih kuat mengingat makhlukNya, maka mengingat Allah akan dikalahkan.
Kedua, menyiksa hati. Cinta buta, meski adakalanya dinikmati oleh pelakunya, namun sebenarnya ia merasakan ketersiksaan hati yang paling berat. Capek deh!
Ketiga, hatinya tertawan dan terhina. Ya, hatinya akan tertawan dengan orang yang dicintainya. Namun, karena ia mabuk cinta, maka ia tidak merasakan musibah yang menimpa. So, ati-ati deh kalo jatuh cinta. Jangan sampe hati kita tertawan dengannya, hingga lupa segalanya.
Keempat, melupakan agama. Tak ada orang yang paling menyia-nyiakan agama dan dunia melebihi orang yang sedang dirundung cinta buta. Ia menyia-nyiakan maslahat agamanya karena hatinya lalai untuk beribadah kepada Allah. Kalo ada teman kita ketika jatuh cinta tuh sampe nggak sholat, nggak sekolah, dan nggak belajar, karena cuma mikirin dia, maka itu udah dibilang cinta buta. Jadi, kita kudu ingatkan dia supaya jangan keterusan begitu.
Kelima, mengundang bahaya. Bahaya-bahaya dunia dan akhirat lebih cepat menimpa kepada orang yang dirundung cinta buta melebihi kecepatan api membakar kayu kering. Ketika hati berdekatan dengan orang yang dicintainya secara buta itu, ia akan menjauh dari Allah. Jika hati jauh dari Allah, semua jenis marabahaya akan mengancamnya dari segala sisi karena setan menguasainya. Jika setan telah menguasainya, maka mana ada musuh yang senang lawannya senang? Semua musuh ingin musuhnya dalam bahaya. Duh, jangan sampe kejadian. Cukup fakta-fakta soal perzinahan dan penularan penyakit seksual itu menjadi perhatian bagi kita untuk nggak melakukan hal yang sama. Setuju kan?
Keenam, setan akan menguasai. Jika kekuatan setan menguasai seseorang, ia akan merusak akalnya dan memberikan rasa waswas. Bahkan, mungkin tak ada bedanya dengan orgil alias orang gila. Mereka nggak menggunakan akalnya secara layak. Padahal yang paling berharga bagi manusia adalah akalnya yang membedakan ia dengan binatang. So, nggak heran dong kalo banyak yang kejerumus berbuat maksiat karena mikirnya instan banget. Cuma kepikiran enak aja menurut hawa nafsunya. Nggak mikir jauh ke depan: soal dosa dan akibat dosa tersebut.
Ketujuh, mengurangi kepekaan. Cinta buta akan merusak indera atau mengurangi kepekaannya, baik indera suriya (konkret) maupun indera maknawi (abstrak). Kerusakan indera maknawi mengikuti rusaknya hati, sebab jika hati telah rusak, maka organ pengindera lain, seperti mata, lisan, telinga, juga turut rusak. Artinya, ia akan melihat yang buruk pada diri orang yang dicintainya secara buta itu sebagai sebuah kebaikan dan juga sebaliknya. Disebutkan oleh Imam Ahmad, “Cintamu kepada sesuatu membutakanmu dan membuatmu tuli.” Ibnu Abbas pernah mendengar berita ada seorang laki-laki yang sangat kurus sehingga yang tersisa hanya kulit dan tulang. Ibnu Abbas berkata, “Kenapa ia?” “Ia terkena jatuh cinta, isyq (cinta buta)”, jawab seseorang. Kemudian Ibnu Abbas berdoa dan berlindung kepada Allah sepanjang hari dari penyakit isyq.
Sobat muda muslim, inilah beberapa mafsadat alias kerusakan akibat cinta buta. Cinta buta adalah seseorang yang mencintai secara berlebihan, sehingga orang yang dicintainya sudah pada level menguasai dan mengendalikannya. Seperti kata pepatah, cinta buta itu awalnya ringan dan manis, pertenga-hannya sedih, kesibukan, dan sakitnya hati, dan ujung-ujungnya adalah kebinasaan dan kematian, jika nggak diselamatkan oleh Allah Swt. Jadi, ati-ati deh.
Oya, sekadar penjelasan tambahan nih. Kalo isyq adalah cinta yang berlebihan (cinta buta), maka syauq adalah kedamaian hati kepada yang dicintai atau orang yang dicintai tertulis di dalam hati dalam bentuk kerinduan. Tingkatan ini digunakan kepada Allah, disebutkan dalam Musnad Ahmad, bahwa Ammar bin Yasir melakukan shalat yang singkat dan ia ditanya tentang hal itu. Lalu ia menjawab, “Saya berdoa seperti yang dilakukan Rasulullah saw., yaitu, “Ya Allah aku meminta kepadaMu dengan ilmuMu tentang yang gaib dan dengan kekuasaanMu kepada 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUKUM MEMILIH PEMIMPIN

HUKUM MEMILIH PEMIMPIN Banyak ayat-ayat Al-Quran yang menegaskan tentang memilih pemimpin di antaranya, firman Allah Swt: -(Al-Maidah: ...